REVIEW BUKU PENGANTAR STUDI ISLAM
Judul buku :
Pengantar Studi Islam
Penulis :
Hasyim Hasanah, M.S.I
Penerbit : Ombak
Tahun terbit : 2013
Tempat terbit : Yogyakarta
Cetakan : Ke-1
Tebal buku : x + 90 Halaman
Ukuran :
14,5cm x 21cm
ISBN : 978-602-258-029-4
Agama
merupakan salah satu tema bahasan yang paling asasi, paling privasi dan sangat
mendalam. Agama merupakan realitas individual dan bersifat sosial, hal ini
dikarenakan berkaitan dengan kehidupan individu serta eksistensi suatu komunitas
tertentu. Oleh karena itu membicarakan agama perlu kehati- hatian, karena dapat
mengakibatkan situasi sulit bagi kehidupan manusia. Meskipun demikian membahas
mengenai agama tetap perlu dilakukan sebagai upaya menemukan titik temu bagi
kehidupan yang lebih baik.
Buku karya Hasyim Hasanah yang berjudul “Pengantar Studi
Islam” ini menjadi solusinya. Buku ini hadir sebagai upaya untuk memahami seluk
beluk islam. Selain itu buku ini menyediakan informasi teoritik ilmiah dan
sudut pandang pemahaman kehidupan keberislaman di masyarakat. Buku ini terdiri
dari tujuh bab yaitu :
Bab 1 Konsep Dasar Agama dan Studi Agama
Pengertian Agama
Secara etimologi agama berasal dari bahasa Arab din (dari bahasa arab semit) yeng
berarti undang-undang, peraturan, atau hukuman. Sedangkan dalam bahasa sankrit
yaitu terdiri dari kata “a” yang berarti tidak, dan gam/gama yang berarti
pergi. Penulis mengambil pengertian agama secara terminolgi dari berbagai ahli
seperti para agamawan dan pakar kalam yang kemudian penulis simpulkan bahwa
agama secara terminologi adalah ajaran yang berasal dari tuhan atau hasil
renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun-temurun diwariskan
oleh satu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberikan tuntunan dan
pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang
didalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan ghaib, yang selanjutnya
menimbulkan respons emosional dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut
bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut.
Ruang Lingkup Agama
Dalam pengertiannya, agama memiliki tiga dimensi atau
ruang lingkup bahasa yang sangat umum yaitu : menyangkut aspek spiritual dalam
artian menunjukan hubungan antara manusia dengan tuhannya ( penciptanya ), dan
aspek horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan
alam semesta termasuk didalamnya hewan, tumbuhan dan lingkungan.
Karakteristik dan Unsur Agama
Agama memiliki unsur yang berbeda dengan aspek apapun,
hal ini merupakan suatu kondisi batiniah yang melibatkan kemampuan diluar nalar
dan ilmu pengetahuan. Adapun karakteristik agama diantaranya, adanya
kepercayaan kepada kekuatan ghaib, kepercayaan kebahagiaan dunia dan akhirat,
respons bersifat emosional dan aspek kesucian agama itu sendiri. Sementara itu
dalam stuktur fundamental pemikiran teolog terdapat tiga karakteristik dari
agama yaitu kecenderungan yang sangat kuat dari masyarakatnya dengan
mengutamakan loyalitas kelompok, adanya keterlibatan dan penghayatan yang
begitu kental dan pekat kepada ajaran teologi yang dianggap benar, serta
mengungkapkan perasaan dan pemikiran dengan menggunakan bahasa actor dan bukan bahasa spektator ( Abdulloh, 1996:32 ).
Aspek Agama
Hasyim Hasanah menyebutkan bahwa aspek agama meliputi :
1) asal-usul agama, 2) tujuan agama, 3) ruang lingkup agama, 4) berkaitan
dengan pemasyarakatan, 5) sumber agama, 6) agama lahir sebagai
warisan/hereditas.
Jenis dan Klasifikasi Agama
Dalam perkembangannya agama telah mengalami banyak
perubahan dan perkembangan. Ada yang bersifat primitif seperti agama animisme,
dinamisme dan politeisme. Adapula agama modern yang biasa disebut monoteisme.
Perkembangan agama monoteisme dalam kehidupan manusia terbagi menjadi dua yaitu
: agama samawi dan agama ardhi
(budaya).
Kebutuhan Manusia akan Agama
Agama memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Berdasarkan
pada kenyataan ini agama melahirkan banyak manfaat dan kegunaan dalam
kehidupan. Dan manusia membutuhkan kehadiran agama untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh sebab itu penulis akan menyebutkan beberapa alasan mengapa manusia
membutuhkan agama dalam kehidupannya. Pertama, fitrah ilahiyah dan insaniyah.
Kedua, didasarkan pada adanya kelebihan dan kekurangan manusia. Ketiga,
berkaitan dengan tantangan manusia, artinya sejalan dengan kemajuan zaman, maka
problem kemanusiaan semakin kompleks, rumit dan multidimensi sehingga menuntut
pemecahan problem kemanusiaan itu.
Fungsi Agama
Penulis mengambil dari buku karya Harun Nasution
(1979:88) bahwa fungsi agama dapat dirinci sebagai berikut : Agama merupakan
sumber moral, agama merupakan pedoman dan petunjuk kebenaran, agama sebagai
jalan hidup, agama sebagai pandangan dan bimbingan, agama merupakan sumber
informasi tentang masalah metafisika, agama memberikan bimbingan rohani bagi
manusia.
Dimensi Keberagamaan
dalam Kehidupan
Keberagamaan
merupakan bentuk konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur
konatif perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku agama
sebagai sebagai unsur kognitif. Jadi aspek keberagamaannya merupakan integrasi
dari pengetahuan, perasaan dan perilaku keagamaan dalam diri manusia. Ada 5
dimensi dalam keberagamaan, dimensi itu antara lain : dimensi keyakinan,
dimensi praktik agama/ritualistik, dimensi pengalaman/eksperiensial, dimensi
pengetahuan agama dan dimensi pengalaman/konsekuensi.
Bab
2 Ajaran Islam dan Studi Islam
Pengertian
Islam
Secara
etimologi kata islam berasal dari bahasa Arab aslama-yuslimu-islaman yang berarti tunduk, patuh, menyerahkan
diri. Sedangkan secara terminologi islam dapat diartikan sebagai kaidah yang
memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek kehidupan manusia baik
spiritual maupun material (manifestasi dari rahman dan rahim-Nya) untuk
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Komponen
Ajaran Islam
Secara
teori Islam memiliki komponen yang satu dengan lainnya saling keterkaitan dan
mendukung. Dalam hal ini komponen ajaran Islam terdiri dari tiga komponen utama
yaitu : iman, islam dan ihsan. Ketiganya itu saling berkaitan satu sama lain.
Ruang
Lingkup Ajaran Islam
Secara
umum ruang lingkup ajaran islam berkaitan dengan pola hubungan ketuhanan dan
kemanusiaan. Pola hubungan itu dapat dirinci sebagai berikut :
1. Hubungan
Manusia dengan Sang Kholik (Alloh swt)
Hubungan
manusia dengan Alloh swt merupakan hubungan vertikal sebagai bentuk penghambaan
dan kepatuhan terhadap segala ketentuan yang telah digariskan oleh Alloh swt.
Hubungan ini disebut dengan pengabdian atau ibadah.
2. Hubungan
Manusia dengan Manusia
Hubungan
manusia dengan manusia lain merupakan salah satu fitrah insaniyah yang dimiliki
oleh manusia itu sendiri. Konsep ini memberikan landasan dan acuan bagi manusia
untuk menjalin hubungan yang baik dengan manusia lainnya sebagai wujud
eksistensi kemanusiaan dan gambaran mengenai ajaran kemasyarakatan, baik yang
berbentuk nilai, moral, etika maupun norma sosial.
3. Hubungan
Manusia dengan Mahluk Ciptaan-Nya
Manusia
diberi wewenang untuk memanfaatkan alam, manusia juga memiliki kewajiban untuk
mengelola alam dan lingkungan dengan baik, menjaga dan merawat dan bertanggung
jawab terhadap ciptaan Alloh swt.
Kesempurnaan
Ajaran Islam
Islam
hadir tidak hanya sekedar menjadi agama terakhir, melainkan agama yang
memberikan konsep yang komprehensif bagi segala aspek kehidupan. Kesempurnaan
Islam dapat dilihat dari aspek doktrinasi, ajarannya, sumbernya, manhaj,
materinya serta seluruh aspek kehidupan yang menyetainya.
Bab
3 Sumber Hukum Ajaran Islam
Dikalangan
ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang paling pertama adalah
Al quran, sedangkan yang kedua adalah hadis, lalu yang ketiga adalah akal atau
penalaran untuk memahami dan menjelaskan keberadaan Al quran dan hadis.
Al
Qur’an
Al
quran adalah firman Alloh swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril secara mutawatir menggunakan bahasa Arab dan bernilai ibadah
bagi yang membacanya. Al Quran mempunyai banyak fungsi, salah satu fungsinya
adalah sebagai hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar
berjalan lurus.
Sebagai
sumber hukum islam yang pertama, tentu Al quran memiliki kandungan isi ajaran
islam yang meliputi : keimanan, syariat, janji dan ancaman, sejarah nabi
terdahulu dan kelimuan.
Hadis
Kedudukan
hadis sebagai sumber ajaran hukum yang kedua setelah Alquran selain didasarkan
pada keterangan ayat al Quran dan hadis juga didasarkan kepada pendapat
kesepakatan para sahabat.
Hadis
adalah segala sesuatu yang didasarkan kepada nabi Muhammad saw baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Hadis sebagai sumber hukum kedua
setelah alquran tentu mempunyai fungsi. Adapun fungsi hadis terhadap Al Quran
adalah : memberikan perincian petunjuk dan isyarat al quran yang masih global,
sebagai pengecuali isyarat Al Quran yang bersifat global, sebagai pembatas
terhadap ayat yang bersifat mutlak, sebagai pemberi informasi terhadap sesuatu
kasus yang tidak dijumpai dalam Al quran, sebagai penguat hukum yang telah ada
didalam Al quran.
Rakyu
(al ro’yu)
Sumber
hukum yang ketiga yang dapat dijadikan hujah adalah rakyu. Rakyu adalah nilai
atau aturan dan norma tambahan yang digunakan sebagai sumber hukum, yang
diperoleh berdasarkan hasil penglihatan, pemikiran dan kesepakatan para ulama.
Produk atau hasil pemikiran ini disebut ijtihad. Adapun jenis-jenis ijtihad diantaranya
: ijma’, qiyas, istihsan, masalah mursalah, istishab, ‘urf dan sadu al zari’ah.
Bab
4 Karakteristik Ajaran Islam
Islam
merupakan ajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan ajaran agama
lain. Karakteristik sendiri dipahami sebagai sesuatu yang mempunyai karakter,
sifat yang khas, dan memiliki keistimewaan. Islam sebagai salah satu agama,
memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan agama lain. Adapan ciri khusus
yang dimiliki islam diantaranya : islam merupakan agama atau jalan hidup yang
berasal dari tuhan, ajaran islam menempatkan manusia sebagai posisi kunci dalam
struktur kehidupan, ajaran islam menempatkan seluruh aspek kehidupan secara
seimbang, islam memiliki kejelasan dalam konsep, islam merupakan agama yang
universal integralistik, islam meletakan persoalan tidak hanya satu aspek
tertentu, islam adalah agama yang realitas namun tidak idealis.
Bidang
Kehidupan
Keistimewaan
islam dalam bidang kehidupan tentu memberikan warna tersendiri dalam setiap
kehidupan yang dijalani para pemeluknya. Adapun kehidupan yang dijalani umat
muslim telah memiliki kaidah dan aturan, sehingga memberikan kemudahan dalam
melakukan seluruh kegiatan kemanusiaan dan kegiatan ketuhanan.
Bab
5 Materi Ajaran Islam
Akidah
Akidah
memiliki pengertian mengikat atau terikat, pengertian akidah secara istilah
memiliki pengertian yang sama dengan kepercayaan yang mengikat pemeluknya dalam
bersikap dan berperilaku. Ilmu akidah disebut juga dengan ilmu tauhid, karena
membicarakan keesaan Alloh swt. Objek bahasannya adalah arkan al iman. Arkan al iman merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya dan memiliki sistematika yang tetap, tidak dapat
diubah karena didalamnya terdapat hubungan kausalitas.
Syariat
Syariat
berarti aturan perundang-undangan yang mengatur pola hubungan manusia dengan
Alloh, manusia dengan manusia dan manusia dengan mahluk ciptaan Alloh swt.
Kaidah syariat yang secara khusus mengatur pola hubungan manusia dengan Alloh
disebut ibadah. Sedangkan kaidah syariat yang mengatur pola hubungan manusia
dengan manusia dan alam sekitar disebut dengan muamalah.
Akhlak
Akhlak
merupakan sistem perilaku yang dibuat oleh manusia sebagai akibat dari
kebiasaan hidup yang sesuai dengan kaidah dan ketentuan normatif agama. Dalam
pengertian lebih luas lagi, akhlak yang dituntunkan ajaran islam adalah
akhlakul karimah, yaitu akhlak sebagai wujud perilaku yang timbul dari pranata
nilai sebagai atribut kualitatif pribadi.
Nilai,
Moral, dan Etika
Nilai
merupakan ketentuan umum dari keyakinan, sentimentil dan identitas kelompok.
Sumber nilai dibagi menjadi dua yaitu nilai ilahiyah dan nilai mandial. Etika
dan moral merupakan pranata perilaku seseorang yang terbentuk melalui
kesepakatan bersama sebagai hukum adat dan menjadi nilai moral kehidupan suatu
kelompok.
Hubungan
Akidah, Syariat, dan Akhlak
Ketiga
unsur ini membentuk satu kesatuan utuh dalam totalitas ksempurnaan ajaran agama
islam, dimana masing-masing komponen saling mendukung dan berkaitan. Akidah
dalam prakteknya melahirkan syariat dan akhlak. Syariat menanamkan akidah dalam
hati. Akidah merupakan titik tolak dan pangkal syariat, sedangkan syariat
merupakan perwujudan lahir dari akidah. Buah dari akidah dan syariat disebut
akhlak.
Bab
6 Metodologi Studi Islam
Pengertian
Metodologi Studi Islam
Metodologi
studi islam merupakan seperangkat ilmu dan teknik yang membahas konsep teoritik
berbagai metode, langkah dan prosedur melalui kekurangan dan kelebihannya serta
pilihan metode yang cocok untuk menkaji islam, baik sebagai doktrin maupun
realitas sosial kehidupannya.
Ajaran
Islam dan Aspek yang Dikaji
Aspek
yang dikaji meliputi seluruh aspek yang terdapat dalam ajaran islam. Pertama,
seluruh materi dalam ajaran islam dapat dilakukan pengkajian. Kedua, sumber
ajaran: alquran dan hadis. Ketiga, seluruh dimensi keberagamaan dalam islam. Keempat,
tentang realitas mutlak yaitu tuhan. Kelima, aspek-aspek yang dipakai untuk
memahami realitas mutlak.
Tema
Bahasan
Tema-tema
bahasan yang dapat dikaji dalam MSI diantaranya : agama sebagai sistem, islam
merupakan sistem keagamaan dan penelitian agama.
Fungi
MSI
M empelajari MSI memiliki kegunaan yang cukup
besar dalam pengembangan islamisasi dimasyarakat. Adapun fungi MSI diantaranya
adalah : agar dapat menjawab tantangan perkembangan kehidupan dimasyarakat, kehadiran
MSI dapat memberikan alternatif pilihan metodologi yang sesuai dengan kebutuhan
studi islam.
Problematika
Studi Agama
Problem
utama pada pengkajian studi islam adalah masalah subjektifasi, mestinya umat
muslim perlu mengkaji ajaran islam secara objektif bukan subjektif.
Problematika yang kedua adalah adanya anggapan bahwa agama dianggap sebagai
sesuatu yang suci, sakral, dan tidak boleh disentuh oleh siapapun, mengkajinya
berarti mereduksi, melecehkan, atau merusak kesuciannya. Hal ini tentu akan menghambat
proses pengkajian islam, sehingga islam tidak berkembang dan tidak berdaya.
Metode
Memahami Islam
Memahami
islam dapat dilakukan dengan cara : islam harus dipelajari dari sumber aslinya,
yaitu Al quran dan sunah, islam harus dipelajari secara integral tidak dengan
cara parsial, islam harus dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh ulama
besar (salafus sholih), islam dipahami dengan ketentuan normatif teologis yang
ada dalam Al quran baru kemudian dihubungkan atau dikontektualisasikan dengan
kenyataan historis, empiris, dan sosiologis masyarakat.
Metode-metode
Studi Islam
1. Metode
diakronis atau sosiohistoris (al manhaj al tarikhiyah)
Merupakan
metode untuk mengetahui, memahami dan mengkaji ajaran islam dari sumber aslinya
(Al quran dan Sunah) dengan memahami latar belakang masyarakat, sejarah,
budaya, dan alam pikiran yang berkembang dalam ruang dan waktu tertentu.
2. Metode
sinkronik analitik (al manhaj al nadhariyah wa al tathbiqiyyah)
Merupakan
metode mempelajari ajaran islam yang bukan saja mengutamakan segi aplikatif
praktis, melainkan juga mengedepankan telaah teoritik.
3. Metode
deduktif induktif (al manhaj al istimbathiyah wa al istiqraiyyah)
Merupakan
metode memahami ajaran islam dengan menggunakan kaidah kaidah secara logis dan
filosofis untuk menentukan masalah-maslah yang dihadapi.
4. Metode
empiris (al manhaj al tajribiyyah)
Merupakan
metode mempelajari ajaran islam yang dilakukan melalui proses realisasi,
aktualisasi, dan internalisasi norma-norma dan kaidah-kaidah islam dalam suatu
proses aplikasi sehingga menimbulkan interaksi sosial yang kemudian dapat
dirumuskan dalam suatu sistem norma baru.
5. Metode
problem solving (al manhaj halli al musykillat)
Merupakan
metode mempelajari ajaran islam dengan cara mencari, merumuskan, dan memecahkan
berbagai masalah yang terjadi ditengah masyarakat berdasarkan terapi islam.
Model
Penelitian dalam Islam
1. Metode
Penelitian Sumber Ajaran Islam
a. Metode
penelitian tafsir
Secara
etimologi tafsir berasal dari bahasa arab fassara
yang berarti keadaan jelas (terang dan nyata). Sedangkan secara terminologi,
tafsir berarti kegiatan ilmiah yang berfungsi memahami dan menjelaskan
kandungan Al quran. Historisitas periwayatan tafsir dibagi menjadi 3 tahap
yaitu : periode nabi saw, sahabat dan tabiin. Pembukuan tafsir dilakukan dalam
5 fase yaitu : fase pertama dimulai abad 1 H sifatnya tafsir bil ma’tsur, fase
kedua dilakukan akhir abad kedua hijriah (mulai tersusun kitab tafsir, salah
satunya berjudul ma’ani alquran karya
al farra), fase ketiga terjadi perubahan sedikit, yaitu pada peringkasan dan
penaggalan sanad riwayat, penukilan penafsiran mufassir dan pemalsuan dalm
tafsir. Kemudian pada fase keempat adanya penyimpangan tafsir yang semakin
menjadi, berkembang penafsiran berdasarkan nalar. pada fase kelima lahir berbagai
corak tafsir sesuai kapasitas mufasir.
b. Metode
penelitian hadis
Model
penelitian hadis secara bahasa berasal dari kata takhrij yang dapat diartikan sebagai penelusuran atau pencarian
hadis dalam berbagai kitab hadis (sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan),
menyangkut materi atau isi (matan), maupun jalur periwayatan (sanad) hadis yang
dikemukakan.
c. Metode
penelitian ilmu kalam
Metode
penelitian ilmu kalam merupakan salah satu metode menetapkan kepercayaan
keagamaan dan aspek ketuhanan. Tujuannya adalah untuk menemukan alasan-alasan
dalam mempertahankan kepercayaan, iman dengan menggunakan dalil pemikiran dan
bantahan terhadap orang yang menyeleweng dari kepercayaan aliran golongan salaf
dan sunah.
2. Metode
penelitian pemikiran islam
Yang
pertama adalah metode bayani, menurut aspek kebahasaan bayan berarti pemisahan,
keterpisahan, jelas dan penjelasan. Dalam pengertian ini tentu ada dua
klasifikasi pemahaman bahwa al bayan sebagai metodologi (pemisahan dan
penjelasan) dan al bayan sebagai pandangan dunia (keterpisahan dan jelas).
Tujuan pendekatan ini adalah memahami atau menganalisis teks guna menemukan
makna kandungan lafadz, mengeluarkan makna zahir dari lafal dan ibarah yang
zahir dan istimbat hukum dari al nusus an
diniyyah.
Yang kedua adalah
metode irfani, yaitu sebuah metode untuk mengeluarkan makna batin dari
lafal dan ibarah, merupakan istinbat al marifah al qalbiyah. Metode ini
berfungsi untuk menemukan rahasia pengetahuan melalui analogi (berdasarkan
angka, tamtsil atau silogisme dan induksi serta surah dan ashkal).
Yang ketiga adalah metode burhani, yaitu pembuktian
dengan tegas dan keterangan yang jelas. Tujuan pendekatan ini adalah menetapkan
aturan yang digunakan untuk menentukan cara kerja akal, mencapai pemikiran
mendalam dan penalaran yang bersifat abstrak khususnya dalam memahami realitas
sosial.
3. Metode
peneletian sosial keagamaan
a. Metode
penelitian fikih
Keberadaan
Ilmu fikih menjadi komponen pengatur kehidupan manusia yang tujuannya agar
tercapai ketertiban, dan keteraturan hidup. Model yang ditawarkan Harun
Nasution mendeskripsikan struktur hukum islam secara komprehensif. Pertama,
mulai dari kajian terhadap ayat-ayat hukum yang ada dalam alquran. Kedua,
melalui kesejarahan. Ketiga, periode imam madzhab.
b. Metode
penelitian tasawuf
Penelitian
tasawuf merupakan penelitian yang menunjukan kemungkinan pelakanaan kehidupan
rohaniyah dan batiniyah para penganutnya. Ada beberapa model penelitian yang
berkembang, diantaranya model Sayyed Husen Nasr (menggunakan pendekatan tematik).
c. Metode
penelitian ilmu kalam
Penelitian
ilmu kalam berupaya menjelaskan penetapan kepercayaan-kepercayaan keagamaan
dengan bukti meyakinkan. Model penelitian ilmu kalam dibagi menjadi dua. Yang
pertama, yang bersifat dasar dan pemula. Kedua, penelitian yang bersifat
lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama.
d. Metode
penelitian sejarah
Penelitian
sejarah merupakan penelitian yang sering
dilakukan dengan memperhatikan segi periodisasi. Terdapat beberapa model
penelitian sejarah, diantaranya model penelitian sejarah kawasan (biasanya
berdasar sosial kemasyarakatan tertentu).
e. Metode
penelitian antropologi dan sosiologi
Metode
penelitian antropologi dan sosiologi merupakan penelitian yang berada pada
dataran empirik. Metode penelitian antropologi berupaya melihat hubungan agama
dengan pranata sosial yang terjadi di masyarakat. Model penelitian sosiologi
berupaya melihat hubungan interaksi dan praktik keberagamaan suatu
komunitas/kelompok masyarakat.
Bab
7 Pendekatan Studi Islam
Pengertian
Pendekatan Studi Islam
Pendekatan
biasa diartikan sebagai cara pandang. Pendekatan juga diartikan sebagai juga
diartikan sebagai paradigma. Pendekatan biasanya selalu melekat atau terdapat
dalam suatu bidang ilmu, selanjutnya digunakan untuk memahami agama serta seluruh
aspek yang berkaitan dengan agama.
Latar
Belakang Perlunya Pendekatan
Alasan
perlunya pendekatan dalam membedah realitas kehidupan didasarkan pada hal
berikut : agama makin dituntut perannya untuk aktif menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi manusia, objek kajian islam tidak cukup mengkaji agama
hanya dari satu perspektif saja, dibutuhkan bebagai perspektif agar pengkajian
terhadap agama makin komprehensif.
Jenis
dan Karakteristik Pendekatan
a. Pendekatan
teologis-normatif
Pendekatan
teologis merupakan pendekatan memahami ajaran agama sevara subjektif dan
bertolak dari teks-teks normatif ajaran agama. Pendekatan ini lebih menekankan
pada aspek ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud
empirik suatu keagamaan, dianggap sebagai hal yang paling benar dibanding
dengan yang lain.
b. Pendekatan
Historis
Metode
pemahaman terhadap islam sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan dengan
unsur peristiwanya (what), pelaku (who), waktu (when), tempat (where), dan
latar belakang (why).
c. Pendekatan
Sosiologis
Ada
beberapa pendekatan dalam sosiologi yaitu : interaksionis, fungsionalis,
evolusionis, dan konflik.
d. Pendekatan
antropologis
Merupakan
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh
dan berkembang di masyarakat yang didasarkan adanya hubungan agama dengan
kondisi politik dan ekonomi secara bersama-sama sehinga memengaruhi pada
kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam suatu komunitas.
e. Pendekatan
psikologis
Pendekatan
psikologi dalam studi agama merupakan upaya memperoleh sisi ilmiah dari aspek
gejala kejiwaan dan batiniah pengalaman keagamaan seseorang yang berasal dari
sikap dan perilaku yang dapat diamati.
f. Pendekatan
filosofis
Melihat
suatu masalah dari tunjauan filsafat berusaha menjawab dan memecahkan masalah
itu secara spekulatif agar hikmah, hakikat/inti masalah dapat dimengerti secara
seksama sehingga seorang tidak terjebak pada formalisme beragama.
g. Pendekatan
feminis
Pendekatan
feminis dalam studi islam agama merupakan upaya “tranformasi kritis” dari
perspektif teoritis dengan menggunakan “gender” sebagai kategorisasi
analisisnya. Fokus kajiannya didasarkan perhatian pada makna identitas dan
totalitas manusia pada tingkat yang paling dalam dengan mendasarkan pada
pandangan interdisipliner (meliputi sosial, budaya, idiologi, teologi). Jenis
pendekatan feminis ada empat yaitu : feminis kritis, feminis radikal, feminis
liberal dan feminis religius.
h. Pendekatan
fenomenalogis
Pendekatan
fenomenalogis merupakan salah satu studi atau kajian dalam ajaran islam yang
mempelajari islam sebagai sebuah fenomena atau peristiwa yang sedamg hangat
diperbancangkan. Fokus pendekatannya adalah masalah subjektifitas atas
penglihatan dan pemahaman realitas yang ada. Pendekatan ini banyak digunakan
dalam studi kualitatif, khususnya untuk menemukan pengalaman dan makna dari
peristiwa yang ada.
Kesimpulan
Buku
ini menyajikan informasi teoritik ilmiah dan sudut pandang pemahaman kehidupan
keberislaman dimasyarakat. Aspek teoritik yang disajikan dalam buku ini tentu
akan membantu pembaca memahami alur konspetualisasi ajaran islam beserta
hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memahami ajaran islam secara
teoritis dan praktis. Hadirnya agama islam sebagai ajaran agama yang menempati
posisi strategis bagi kehidupan umat beragama tentu memerlukan pemetaan
metodologis, sehingga reaalitas keberislaman dapat secara tepat dan efisien
dipahami, dan diramalkan oleh para penganutnya, selanjutnya kehidupan yang
dicita-citakan guna merealisasi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup didunia dan
akhirat dapat benar-benar terwujud.
Kelebihan
dan kekurangan buku
Penggunaan
bahasa yang mudah dipahami serta pemilihan kata yang tepat menjadi kelebihan
dari buku ini. Selain itu, penjelasan yang ringkas dan jelas, serta tidak
berbelit-belit membuat pembaca betah lama-lama membaca buku ini. Namun tak ada
gading yang tak retak, desain sampul dan tata letak yang kurang menarik juga
penggunaan kertas yang buram membuat para pembaca ketika pertama kali melihat
buku ini tidak tertarik untuk membacanya.
Saran
Buku
ini cocok dan memberikan kemudahan bagi pembaca khususnya mahasiswa yang ingin
memahami seluk-beluk studi islam yang diajarkan di perguruan tinggi. Maka dari
itu untuk menarik perhatian pembaca diperlukan perbaikan pada desain dan tata
letak buku supaya lebih terlihat menarik.
`/
Komentar
Posting Komentar